KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN UNIVERSAL

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN

 

Seperti yang kita pahami bersama, sekolah adalah sebuah institusi dimana terjadi proses pendidikan pembentukan budaya, nilai-nilai dan moralitas pada segenap warga sekolah terutama pada murid. Peran pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah sangat penting  dalam proses ini. Dalam praktiknya, kepala sekolah akan banyak berhadapan dengan situasi pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap jalannya proses pendidikan di sekolah. Seringkali keputusan yang diambil harus melibatkan nilai-nilai Kebajikan yang sama benar namun bertentangan, sehingga penting bagi pemimpin memiliki pemahaman dan penalaran yang baik terhadap prinsip  etika yang berbasis nilai-nilai Kebajikan universal. Pada artikel ini akan dibahas beberapa kaitan antara proses pengambilan keputusan dengan kompetensi dan prinsip yang dimiliki oleh guru penggerak

Keterkaitan Filosofi KHD dengan Pengambilan Keputusan

Filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah bagaimana kita sebagai guru dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu sebagai pemimpin kita harus mendasarkan pola pikir kita saat mengambil keputusan pada kepentingan yang memberikan kebaikan yang sebesar-besarnya pada murid dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Gambar 1. Ki Hadjar Dewantara
(sumber: httpswww.ruangbelajarchannel.com202204sejarah-perjuangan-ki-hajar-dewantara.html)


Pengaruh Nilai dalam Diri dengan Pengambilan Keputusan

Sebagai pemimpin, setiap waktu kita akan dihadapkan pada situasi damiana kita harus mengambil keputusan. Kadangkala keputusan yang harus kita ambil mengharuskan kita berhadapan dengan pertentangan etika dan nilai. Agar dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai Kebajikan maka kita harus memiliki pemahaman terhadap nilai-nilai Kebajikan dan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman dalam bertindak dan mengambil keputusan. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki pedoman nilai Kebajikan dalam dirinya maka akan sangat besar peluang munculnya keputusan-keputusan yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut secara universal sehingga bisa menimbulkan kerugian pada orang yang terdampak oleh keputusan tersebut. Nilai dalam diri juga menjadi mercusuar dan pedoman saat dihadapkan dengan kebimbangan dalam mengambil keputusan sehingga kita kembali lagi ke dasar nilai-nilai yang kita anut dalam memutuskan.

Gambar 2. Nilai Kebajikan Universal
(sumber: httpswww.tamanpaud.com202212disiplin-positif-dan-nilai-nilai.html)


Pengaruh Aspek Emosional terhadap Pengambilan Keputusan dalam Dilema Etika

Sebelum mengambil keputusan, seorang pemimpin harus memiliki kematangan dalam aspek emosionalnya. Hal ini penting agar dalam mengambil keputusan seorang pemimpin tidak dikontrol oleh aspek emosinal yang biasanya akan cenderung impulsif. Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dengan pikiran yang jernih dan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memutuskan. Kompetensi sosial emosional yang matang akan membuat seorang pemimpin mengesampingkan keinginan dan hasrat pribadi dalam memutuskan suatu peristiwa dilemma etika dan lenih mengutamakan keputusan yang dapat memberikan manfaat terbaik bagi orang lain dalam hal ini adalah murid dan pendidikan.

Hubungan antara Keputusan yang Tepat dengan Terciptanya Lingkungan Positif, Kondusif, Aman dan Nyaman

Indikator bahwa sebuah keputusan telah diambil dengan tepat salah satunya adalah tercipta dan terjaganya situasi yang kondusif, aman dan nyaman setelah keputusan itu diambil. Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak yang berhubungan dengan keputusan tersebut dapat menerima dengan baik. Seorang pemimpin yang baik harus dapat mengambil keputusan yang mampu mempertahankan situasi kondusif di lingkungan kerjanya, meskipun keputusan tersebut tidak menyenangkan bagi pihak tertentu. Keputusan yang minim tantangan dan hambatan setelah diputuskan bisa disimpulkan merupakan keputusan yang tepat selain tentu  saja keputusan tersbut harus memberikan dampak dan output yang baik terhadap peserta didik dan sekolah sebagai Lembaga pendidikan.

Gambar 3. Kompetensi Sosial Emosional CASEL
(Sumber: httpswww.indsmedia.com202211kerangka-kompetensi-sosial-emosional.html)

Pengaruh Keputusan Pemimpin Pembelajaran terhadap Masa Depan Murid

Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran, sekecil apapun itu akan memberikan dampak terhadap banyak aspek dalam pengalaman belajar murid. Oleh sebab itu keputusan yang diambil harus bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan belajar murid untuk menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang bermakna bagi murid yang pada muaranya akan menuntun murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam muridnya. Suatu keputusan yang diambil dengan mengabaikan kebutuhan murid akan memunculkan pengalaman dan lingkungan yang tidak hanya bisa menghambat prose belajar murid namun pada Tingkat yang lebih ekstrim dapat menimbulkan trauma pada murid sehingga bisa menyebabkan murid gagal dalam perkembangannya.

Gambar 4. Ilustrasi masa depan murid
(Sumber: httpswww.youtube.comwatchv=jVOAcTICXlA)

Pembahasan Studi Kasus tentang Masalah Moral dan Etika

Pada modul ini diberikan contoh studi kasus yang berkaitan dengan bujukan moral dan dilema etika. Dalam pembahasannya dalam menganalisis dan memberikan pendapat terkait kasus tersebut kita diminta untuk menentukan nilai-nilai apa yang berhubungan dengan kasus tersebut. Sehingga dalam pemilihan keputusan dalam menyelesaikan masalah selalu berdasarkan nilai-nilai Kebajikan yang terkait. Dengan demikian keputusan yang diambil dapat diterima oleh banyak pihak karena nilai-nilai Kebajikan tadi bersifat umum atau universal.

Tantangan Pengambilan Keputusan Dilema Etika di Lingkungan CGP

Tantangan yang saya hadapi dalam mengambil keputusan terkait dilemma etika umumnya disebabkan masih kuatnya budaya dan kebiasaan yang selama ini dianut oleh warga sekolah. Sehingga apabila dalam keputusan ada hal yang menyinggung kebiasaan tersebut maka sulit untuk terlaksana. Hal lain yang menjadi tantangan adalah apabila dilemma etika berhubungan antara guru dan murid, masih ada guru yang dalam menentukan keputusan tidak berdasarkan pada prinsip mengutamakan murid, namun justru mendahulukan kepentingan pribadi.

Kesimpulan Akhir Modul

Situasi dimana peran seorang pemimpin akan paling berdampak adalah situasi dimana pemimpin tersebut mengambil keputusan yang berpengaruh terhadap orang lain. Oleh sebab itu materi yang dipelajari pada modul—modul sebelumnya membekali calon pemimpin untuk memiliki dasar pemikiran yang benar sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Pemimpin dalam hal ini pemimpin dalam dunia pendidikan harus memahami prinsip pendidikan KHD yang berpusat pada murid, Pemimpin juga harus memahami tentang nilai-nilai Kebajikan Universal dan menjadikan nilai tersebut sebagai pegangan, seorang pemimpin juga perlu memiliki kematangan dalam kompetensi sosial dan emosional sehingga tidak bertindak impulsif dalam mengambil keputusan. Kompetensi-kompetensi tersebut kemudian disempurnakan pada modul ini dengan memberikan pemahaman pada calon pemimpin tentang Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengambil keputusan. Langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut akan berdampak apabila pemimpin memiliki kompetensi-kompetensi yang telah dipelajari pada modul sebelumnya.

Pemahaman CGP terhadap isi Modul 3.1

Setelah mempelajari modul ini saya memahami bahwa dalam mengambil keputusan terkait nilai-nilai Kebajikan saya harus bisa membedakan apakah pilihan tersebut merupakan bujukan moral atau dilema etika. Jika merupakan dilemma etika maka saya harus menentukan paradigma dilemma apa yang terjadi sebelum memilih prinsip dalam pengambilan keputusan. Lebih lengkapnya lagi, saya dapat menjalankan 9 langkah pengambilan keputusan untuk memastikan keputusan yang saya ambil sebagai pemimpin adalah keputusan yang tepat.

Pengalaman Pengambilan Keputusan Moral Dilema

Situasi yang pernah saya hadapi terkait dilemma etika adalah saat saya menghadapi peristiwa murid saya tidak masuk selama kurang lebih 4 bulan karena kecelakaan sehingga ketuntasan tugas dan penilaian tidak tercapai. Dalam hal ini saya dihadapkan pada pilihan tetap menaikkan siswa tersebut karena prinsip empati atau tetap tidak menaikkan siswa tersebut sesuai dengan peraturan dan persyaratan kenaikan kelas. Pada akhirnya saya mengedepankan cared based thinking dengan tetap menaikkan siswa tersebut namun dengan syarat siswa tersebut mengerjakan penilaian secara susulan.

Dampak dan Manfaat Pembelajaran Modul

Pembelajaran pada modul ini merubah pola pikir saya dalam mengambil keputusan. Selama ini seringkali dalam mengambil keputusan saya hanya mempertimbangkan 1-2 aspek saja, namun dari modul ini saya belajar bahwa keputusan yang tepat diambil setelah melalui beberapa tahap pertimbangan dan beberapa tahap pengujian untuk memastikan apakah keputusan yang diambil telah benar atau tidak. Materi pada modul ini penting bagi saya untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang guru agar dapat mengambil keputusan yang terbaik terutama saat berhadapan dengan masalah moral dilema.

Posting Komentar

0 Komentar