FOTOSINTESIS
1. Definisi
Fotosintesis berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan synthesis yang berarti menyusun. Dengan demikian, fotosintesis dapat diartikan sebagai penyusunan senyawa organik dari senyawa anorganik dengan bantuan energi matahari. Senyawa anorganik yang dibutuhkan adalah karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Gambar
1.1 Fotosintesis secara umum
Fotosintesis
merupakan proses penting bagi kehidupan didunia karena :
1.
Sebagai sumber energi bagi semua makhluk
hidup
2.
Pertumbuhan
dan hasil tumbuhan ditentukan oleh kecepatan fotosintesis
3.
Diperlukan untuk sintesis berbagai
senyawa organik yang diperlukan hewan
4.
Menyediakan oksigen yang penting bagi
kehidupan
Fotosintesis
berlangsung di kloroplas, terbukti bahwa kloroplas yang terisolasi mampu
melakukan fotosintesis secara lengkap. Tidak semua sel mengandung kloroplas,
hanya didalam sel mesofil dan sel penutup stoma, epidermis batang muda, sel
subepidermal, kelopak bunga, dan buah muda.
2.
Perangkat
Fotosintesis
a) Kloroplas
Berasal dari bahasa Yunani chloros yang
berarti hijau dan plast yang berarti bentuk. Kloroplas atau Chloroplast adalah
plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang
dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir
seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel
dapat memiliki satu sampai banyak plastid.
Organel
ini mempunyai diameter sekitar 2-10 µm, lebar sekitar 3 µm, dan tebal 1 µm.
Kloropals mempunyai membran ganda (membran dalam dan membran luar serta ruang
antar membran diantara kedua membran tersebut). Membran tersebut tersusun atas
lapisan fosfolipid. Di dalamnya terdapat ruangan yang berisi cairan yang
disebut stroma dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis. Di
dalam stroma terdapat struktur bertumpuk yang disebut grana. Setiap unit
penyusun grana disebut tilakoid yang berbentuk cakram. Di dalamnya terdapat
ruang kosong yang disebut ruang tilakoid. Tilakoid mempunyai membran yang
disebut membran tilakoid. Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis
dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang
bergantung pada cahaya.
Grana
biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas pigmen. Prokariota yang
berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak
bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang
beragam pula.
Menempel
pada membran tilakoid, terdapat antena kompleks yang terdiri atas protein,
pigmen penyerap cahaya termasuk klorofil dan karotenoid. Kompleks ini
memperluas area permukaan untuk menangkap cahaya. Reaksi terang yang
menghasilkan ATP dan NADPH juga terjadi di dalam membran tilakoid.
a. Cahaya
matahari
Dari
seluruh energi matahari yang dipancarka hanya 42% yang sampai
ke permukaan bumi. Sisanya dipantulkan kembali ke
atmosfer dan berubah menjadi panas. Dari 42% tersebut, hanya 2% yang digunakan
utmbuhan dan sisanya pun berubah menjadi panas. Cahaya matahari mempunyai
panjang gelombang yang sangat bervariasi, mulai dari 0,001 nm (misalnya sinar
gamma) sampai dengan 100 nm, misalnya gelombang radio. Cahaya matahari yang
digunakan tumbuhan adalah cahaya tampak (visible lights) yang berada pada
kisaran 380-700 nm. Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610-700 nm), hijau
kuning (510-600 nm), biru (410-500 nm), dan violet (<400 nm).
Gambar
2.2 Spektrum cahaya matahari
Diantara cahaya tampak tersebut, warna cahaya matahari
yang cocok untuk fotosintesis adalah cahaya merah, nila, biru, dan violet. Pada
panjang gelombang cahaya tersebut, fotosintesis dapat berlangsung dengan baik.
Sinar lain yang bermanfaat untuk fotosistesis adalah infra merah, tetapi hanya
dibutuhkan untuk kelompok bakteri. Peran cahaya matahari dalam fotosintesis ini
dikemukakan oleh ilmuwan Belanda, Jan Ingen Housz, pada tahun 1779.
b. Pigmen
fotosintesis
Fotosintesis
hanya terjadi pada sel yang mengandung pigmen fotosintesis, yaitu pigmen hijau
atau klorofil. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam
tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya
hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam
kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk
reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis.
Oleh
karena klorofil terdapat dalam kloroplas, tepatnya di dalam grana, maka bagian
tumbuhan manapun yang mempunyai kloroplas memungkinkan terjadinya fotosintesis.
Pada daun, di bagian jaringan palisade dan spons terdapat banyak kloroplas. Oleh karena itu, pada bagian tersebut fotosintesis
berlangsung dengan intensif. Klorofil terdiri atas empat macam, yaitu klorofil
a, b, c, dan d. Klorofil a diduga terdapat pada semua janis tumbuhan yang
melakukan fotosintesis. Klorofil b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta,
lumut, dan tumbuhan paku dalam jumlah sedikit. Adapun ganggang coklat
Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta dan ganggang pirang terdapat klorofil
c, dan pada ganggang merah Rhadophyta terdapat klorofil d.
Di dalam grana, klorofil a dan klorofil b saling berkelompok dalam dua perbandingan, yaitu 12 : 1 dan 1 : 2. klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 12 : 1 dinamakan fotosistem I, sedangkan dalam perbandingan 1 : 2 membentuk fotosistem II. Panjang gelombang cahaya yang diterima fotosistem I berkisar antara 680 – 700 nm, dan panjang gelombang cahaya yang diterima fotosistem II berkisar antara 340 – 680 nm. Pigmen lain yang terdapat dalam tumbuhan selain klorofil adalah :
Di dalam grana, klorofil a dan klorofil b saling berkelompok dalam dua perbandingan, yaitu 12 : 1 dan 1 : 2. klorofil a dan klorofil b dengan perbandingan 12 : 1 dinamakan fotosistem I, sedangkan dalam perbandingan 1 : 2 membentuk fotosistem II. Panjang gelombang cahaya yang diterima fotosistem I berkisar antara 680 – 700 nm, dan panjang gelombang cahaya yang diterima fotosistem II berkisar antara 340 – 680 nm. Pigmen lain yang terdapat dalam tumbuhan selain klorofil adalah :
- Karotenoid, yang menyerap cahaya biru dan hijau dan merefleksikan cahaya kuning, oranye, ataupun merah. Karotenoid sering terlihat saat daun gugur, ketika tanaman berhenti memproduksi klorofil, daun akan berwarna kuning atau merah.
- Fikosianin, yang menyerap cahaya hijau dan kuning dan merefleksikan (memantulkan) cahaya biru dan ungu.
- Xantofil, yaitu tipe karotenoid yang memantulkan cahaya kuning dan sering terlihat pada daun di musim gugur.
3. Mekanisme Fotosintesis
Pada tahun 1905, bukti-bukti eksperimen mengungkapkan bahwa proses
fotosintesis terjadi melalui dua tahap reaksi utama, yaitu reaksi yang
membutuhkan cahaya (reaksi terang) dan reaksi yang tidak membutuhkan cahaya (reaksi
gelap).
Gambar 3.1 Mekanisme fotosintesis
Gambar 3.1 Mekanisme fotosintesis
a)
Reaksi terang
Reaksi terang
diteliti pertama kali oleh Hill sehingga dikenal pula dengan nama reaksi Hill.
Reaksi terang merupakan peristiwa diserapnya energi cahaya matahari oleh
klorofil yang berlangsung di dalam grana. Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul
air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen
klorofil menyerap lebih banyak cahaya tampak pada warna biru dan merah
dibandingkan hijau. Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.
Gambar
3.2
Reaksi terang
Untuk menangkap sinar matahari
(foton), tumbuhan membutuhkan seperangkat peralatan yang dinamakan fotosistem.
Fotosistem merupakan sistem molekul protein yang tertanam dalam membran
tilakoid. Fotosistem terdiri atas fotosistem I dan fotosistem II.
Sewaktu foton mengenai fotosistem,
salah satu elektronnya akan tereksitasi (keluar). Ketika elektron itu kembali
ke kedudukan semula, elektron tersebut mengeluarkan energi. Energi tersebut
digunakan untuk memecah molekul air (H2O) menjadi 2H+, O2, dan elektron (2e-).
Peristiwa pecahnya molekul air dinamakan fotolisis. Elektron-elektron tersebut
akan memasuki sistem transpor elektron. Ada dua macam sistem transpor elektron, yaitu lintas siklik dan lintas
nonsiklik.
1)
Lintas siklik
Pada lintas siklik fotosistem I
menerima cahaya sehingga elektronnya tereksitasi. Elektron ini akan ditangkap
olek akseptor berupa feredoksin (fd) dan plastoquinon (pq), kemudian diteruskan
ke sitokrom dan plastosianin (pc). Setelah itu elektron kembali ke fotosistem
I. Lintas siklik kemungkinan besar merupakan cara memproduksi ATP yang paling
klasik, seperti yang dilakukan oleh bakteri dan Monera autotrof lainnya.
Lintas siklik atau transportasi
siklik hanya dimiliki oleh fotosistem I. Klorofil pemberi elektron atau klorfil
pusat adalah P700. lintas elektron dimulai pada klorofil dengan panjang
gelombang 700 nm (P700) dan kembali pada P700. energi yang terbebaskan selama
berlangsung lintas elektron ini digunakan untuk menggabungkan ADP dengan P
menjadi ATP sehingga prosesnya disebut fotofosforilasi atau secara keseluruhan
disebut fotofosforilasi siklik.
2)
Lintas nonsiklik
Lintas nonsiklik disebut juga
transportasi nonsiklik. Lintas ini dilakukan oleh seluruh tumbuhan tingkat
tinggi. Lintas ini memerlukan 2 fotosistem, yaitu fotosistem I (P700) dan
fotosistem II (P680). Lintas nonsiklik juga menghasilkan ATP dan NADPH.
Pada lintas non siklik, foton dari
sinar matahari ditangkap oleh fotosistem II. Akibatnya, fotosistem II
mengeluarkan elektronnya. Elektron tersebut digunakan untuk menguraikan H2O
menjadi elektron, H+, dan oksigen.
Elektron yang terbebaskan dari fotolisis ini akan ditangkap oleh
fotosistem II. Kemudian, elektron diteruskan ke sitokrom dan plastoquinon (pq)
memasuki fotosistem I. Elektron yang tiba di fotosistem I menyebabkan
fotosistem I tereksitasi sehingga 2 elektronnya lepas. Elektron tersebut akan
mengubah NADP menjadi NADP2-. Senyawa terakhir ini akan bergabung dengan H2
yang berasal dari H+ dari fotolisis air untuk membentuk NADPH2. Kurangnya elektron pada fotosistem I ini akan disuplai
oleh fotosistem II.
Gambar
3.3 Fotosistem I dan II
b)
Reaksi gelap
Reaksi gelap terjadi di dalam stroma.
Reaksi gelap ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson dari University of
California sehingga sering disebut Siklus Calvin-Benson. Hasil reaksi gelap
adalah senyawa karbon berenergi tinggi, berupa glukosa, fruktosa, maupun
amilum. Adapun tahapan dari siklus Calvin adalah sebagai berikut:
§ Lima karbon
molekul gula yang di sebut ribulose biphosphate atau RuBP merupakan penerima
yang mengikat CO2 yang terdapat banyak di stroma. Proses ini di sebut fiksasi
CO2 yang dikatalisis oleh enzim RuBP karboksilase membentuk 6 (enam molekul
karbon) yang tidak stabil. Molekul ini dengan cepat putus untuk memberi dua
molekul dari 3 karbon 3-phosphoglycerate (3 PG), yang juga di sebut
phosphoglycerid acid (PGA).
§ Dua molekul 3
PG diubah menjadi molekul gliseraldehid 3-fosfat, tiga karbon fosfat gula
dengan penambahan fosfat energi tinggi dari ATP, kemudian memutus rantai fosfat
dan menambah hidrogen dari NADH+H+.
§ Tiga putaran
siklus yang menggunakan molekul karbondioksida (CO2) menghasilkan molekul G3P
(gliseraldehid 3-fosfat). Bagaimanapun hanya satu dari enam molekul yang keluar
dari siklus sebagai hasil, sementara 5 molekul sisanya kembali dalam proses
yang kompleks tersebut untuk meregenerasi RuBP yang lebih untuk melanjutkan
siklus Calvin.
Gambar 3.4 Siklus Calvin
4. Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
·
Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika
banyak cahaya.
·
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.
·
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam
proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju
fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
·
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan
menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
·
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti
karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat
bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
·
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang
tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih
banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
5. Tumbuhan C3
dan C4
Berdasarkan perbedaan alur fotosintesa, tumbuhan
dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu tumbuhan C3 dan C4 .
Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan dengan senyawa tiga karbon atau C3.
Sedangkan tumbuhan C4
merupakan tumbuhan dengan senyawa empat karbon atu C4.
Perbedaan pada proses fiksasi karbon dari kedua
kelompok tumbuhan tersebut berakibat pada perbedaan fisiologis dan bentuk
(morfologi). Tumbuhan C4 memiliki efisiensi yang lebih tinggi dalam
asimilasi karbon dioksida dan kebutuhan air yang hanya setengah kebutuhan
tumbuhan C3. Karenanya, tumbuhan C4 merupakan tumbuhan
yang pre-dominan pada daerah (sub-) tropis dan pada habitat yang kering.
Metabolisme tumbuhan C4 ditunjang oleh modifikasi anatomis yang
mempengaruhi perilaku makan herbivora. Sebagai contoh, belalang memilih
tumbuhan C3 karena tumbuhan C4 sangat banyak mengandung
hemiselulosa yang tidak dapat dicerna.
Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi
6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat,
dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase/oksigenase(rubisco) yang
kemudian membentuk 6 molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil
maka pecah menjadi 12 molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat
kemudian difosforilasi oleh 12 ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3
bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12 NADPH membentuk 12 molekul
gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan untuk membentuk 1 molekul glukosa
atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP
untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2
ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3
karbon disebut reduksi dan proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut
regenerasi. Fotosintesis ini
disebut mekanisme C3, karena molekul yang pertama kali terbentuk
setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3. Kebanyakan tumbuhan
menggunakan fotosintesis C3 disebut tumbuhan C3. Contoh
tanaman C3 antara lain : kedele, kacang tanah, kentang, dll Contoh
tanaman C3 antara lain : kedele, kacang tanah, kentang, dll. Hasil
panen tumbuhan C3 dapat
dirusak oleh suatu peranan dari fotorespirasi. Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan
yang dibangkitkan oleh penerimaan cahaya yang diterima
oleh daun. Yang mana
seluk beluk tentang asal dari fotorespirasi hanya baru-baru saja diketahui
meskipun banyak sekali sedang diteliti oleh ahli biokimia tumbuhan. Telah di
amati oleh ahli biokimia oleh jerman yaitu Warburg sudah sejak 1920 bahwa
oksigen menghalang-halangi asimilasi CO2 yang rendah, hal ini disebut dengan
efek Warburg. Hal ini juga hany terjadi pada tumbuhan C3 dan pada
ganggang, tidak terjadi pada tumbuhan C4.
Sedangkan, Pada
kondisi normal bersuhu 25 C, 20% fiksasi karbon untuk fotosintesis hilang
karena fotorespirasi. Kemungkinan
makin meningkat saat kondisi panas, kering dan stomata menutup di siang hari
untuk menyimpan air. Kondisi ini menyebabkan CO2 tidak bisa masuk dan O2 tidak
bisa keluar sehingga terjadi fotorespirasi. Untuk menanggulangi hal tersebut,
maka tanaman mengikatkan CO2 ke fosfoenolpiruvat(PEP), dikatalisis oleh PEP
karboksilase dan membentuk senyawa 4 karbon, biasanya oksaloasetat. Mekanisme
ini disebut mekanisme C4. Pengikatan ini terjadi disel mesofil.
Oksaloasetat kemudian berubah menhadi malat yang memasuki sel seludang dan
disanalah malat melepaskan CO2 untuk memulai siklus Calvin. Mala berubah
menjadi piruvat yang keluar menuju sel mesofil, berubah menjadi PEP untuk
berikatan lagi dengan CO2. Contoh tumbuhan C4 yaitu jagung. Tumbuhan
C4 ini memiliki perbedaan mendasar dengan tumbuhan C3,
bukan saja dalam hal fiksasi karbon biokimianya tetapi juga dalam struktur daun
mereka. Cara fiksasi CO2 yang digunakan oleh tumbuhan C4 disebut
Hatsch Slack Pathway. Reaksi permulaan ialah :
O
OPO32-
||
CO2 + H2C =C-CO2‾ PP karboksilase ‾O2C
– C –CH2- CO2- + Pi
Oksaloasetat
termasuk didalam sel dekat permukaan daun, di ubah menjadi malat, dan kemudian
di angkat ke sekelompok sel daun yang khas dari daun yang disebut sel pelepah
pengikat. Di sini malat diubah menjadi piruvat dan CO2. CO2 diubah menjadi
heksosa dengan daur calvin dan piruvat diubah kembali menjadi fosfoenol piruvat
oleh osforilasi dengan ATP, dengan demikian melengkapi daur. Karena AMP
dihasilkan dalam tahap reaksi C4 yang menuju pada fosfoenol piruvat
, maka seluruh jalan dari Co2 ke heksosa memerlukan 24 mol ATP tiap mol CO2
lebih banyak dibandingkan pada daur dalam tumbuhan C3. jika lebih
banyak energi diperlukan untuk mengikat karbon oleh jalan C4, maka
sebaliknya pembagian kerja antara sel didalam daun memungkinkan tumbuhan C4
untuk mengasimilasikan CO2 kira-kira dua kali lebih cepat daripada tumbuhan C3.
oleh karena itu tumbuhan C4 menghasilkan dua sampai tiga kali lebih
banyak bahan sayuran tiap (4072 m2) daripada panen tumbuhan C3.
pemeliharaan panen bahan makanan yang mempunyai laju asimilasi CO2 yang
meningkat merupakan suatu tujuan penting bagi ilmuwan tumbuhan. Adapun siklus
dari tanaman C4 adalah sebagai berikut :
Adapun perbedaan antara tumbuhan C3
dan C4 selain yang disebutkan diatas adalah :
a. Tumbuhan C3
1. Reduksi karbon terjadi melaluisiklus
Calvin (siklus C3)
2. Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang
terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
3. Sebagian
besar tumbuhan tinggi masuk ke dalamkelompok tumbuhan C3
4. Apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan
fotorespirasi pengikatan O2 oleh enzim
Rubisco.
5.
C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi C3 lebih
adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi.
6.
Struktur daun tumbuhan C3
b. Tumbuhan
C4
1.Sel
seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas
2.Fotosintesis
terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh
3.Pengikatan
CO 2 di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon
melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh
4.Fototrespirasi
tidak terjadi/ rendah sekali
5.Pengikatan CO 2 di udara terjadi di dalam sel mesofil melalui
lintasan C4 dan reduksi
karbon terjadi di dalam sel seludang pembuluh melalui siklus Calvin (siklus C3)
6.Beberapa tumbuhan tropis termasuk dalam C4 seperti jagung, tebu dan bayam
7.Tumbuhan lebih adaptif di daerah panas dan kering
dibandingkan dengan tumbuhan
8.Struktur
daun tumbuhan C4
Gambar 5.1 perbedaan anatomi daun
C3 dan C4
6.
Tanaman
CAM
Berbeda
dengan gerakan stomata yang lazim, stomata tumbuhan CAM
membuka pada malam hari, tetapi menutup pada siang hari. Pada malam hari jika
kondisi udara kurang menguntungkan untuk transpirasi, stomata tumbuhan CAM membuka, karbon dioksida berdifusi ke dalam daun dan
diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk membentuk OAA dan malat. Malat lalu
dipindahkan dari sitoplasma ke vakuola tengah sel-sel mesofil dan di sana asam ini terkumpul
dalam jumlah besar. Sepanjang siang hari stomata menutup, karena itu berkuranglah
kehilangan airnya, dan malat serta asam organik lain yang terkumpul
didekarboksilasi agar ada persediaan karon dioksida yang langsung akan diikat
oleh sel melalui daur Calvin.
Gambar 6.1 reaksi tanaman CAM
0 Komentar